Bukit besar, 23 februari 2019
hari jumat kembali lagi saya dibenturkan dengan pilihan yang sama persis seperti pada watu saya masih menjadi siswa sma ketika teman saya mengajak mendaki atau pergi ke tempat wisata, selalu saya tolak. kembali lagi pada waktu hari jumat tanpa sadar saya menerima ajakan teman saya karena ia bilang kapan lagi kita akan menikmati momen bersama lagi.
setelah itu saya sadar lemah sekali diri ini karena untuk menarik dari zona nyaman sendiri pun mesti ditarik dan didorong oleh teman.
maka ikutlah saya pada pendakian bukit besar teletak pada desa merapi kabupaten lahat dengan tinggi 1700 mdpl oh iya pendakian ini dilakukan oleh kelompok mahasiswa teknik elektro dan sebagian teman LAMA berjumlah 28 orang.
berangkatlah kami tepat pada jam 08.00 dengan menggunakan bis pada hari sabtu dengan waktu tempuh indralaya ke lahat sekitar 6 jam sedikit lebih lama karena kami menepi sekitar satu jam untuk makan dan sholat zuhur
lalu kami melanjutkan perjalanan setelah satu jam melewati kabupaten muara enim sampailah kami di merapi barat kami di sambut oleh patung gajah dan bukit jempol atau bukit tunjuk. setelah memasuki kedalam desa dan melewati tiga desa sebelumnya seperti desa perangai dan dua desa lainnya yang saya lupa namanya setelah itu kami sampai di titik awal pendakian.
kami awali dengan registrasi dan memastikan barang dan peralatan lainnya telah tersedia dan tidak ada yang tertinggal kami membawa 6 tenda dan 4 matras. karena saya membawa tenda dengan teman LAMA saya maka kami pergi mendahului yang lain.
bukit besar, sekali lagi dengan tinggi 1700 mdpl dengan lintasan pendakian menurut saya seperempat jalan lintasan pendakian itu jalan setapak pada seengah lintasan pendakian terdapat shelter 1 atau bisa disebut warung warga dan sisanya jalan berbatu masih landai dan setelahnya mulai menanjak dan jalan tanah dan setelahnya jalan batu bercampur tanah yang licin dan terjal
dengan basic anak dusun menurut saya ini jalan biasa tapi setelah setengah perjalanan saya mendaki nafas saya mulai tersengal dan beberapa kali sesak akan tetapi setelah saya melihat ke atas terlihat lereng bukit besar yang terlihat dilereng tersebut mengalir air dan rumput hijau berkilauan
berdesau dalam dada ini bersyukur karena bisa menikmati sekaligus bersyukur karena masih diberi tuhan nikmat tubuh yang sehat ini kembali lagi saya bersyukur karena alhamdulilah saya menyadari bahwa kesehatan yang selama ini diberikan oleh tuhan bahwa benar adanya mesti digunakan untuk bersyukur kepada ALLAH swt.
setelah meniti dan melangkahkan kaki pada lintasan menanjak dengan campuran batu dan tanah yang licin sekaligus liut.
langkah demi langkah semakin berat. semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan langkah selanjutnya mulai terlihatlah rumput hijau yang berkilauan setelah melangkah lagi untuk yang kesekian kalinya yang jelas mengucurkan keringat yang tak ingin berhenti mengalir maka tibalah saya pada puncak bukit besar.
terduduklah lah saya pada batu besar terdiam melihat sekeliling..... masyaallah
hari jumat kembali lagi saya dibenturkan dengan pilihan yang sama persis seperti pada watu saya masih menjadi siswa sma ketika teman saya mengajak mendaki atau pergi ke tempat wisata, selalu saya tolak. kembali lagi pada waktu hari jumat tanpa sadar saya menerima ajakan teman saya karena ia bilang kapan lagi kita akan menikmati momen bersama lagi.
setelah itu saya sadar lemah sekali diri ini karena untuk menarik dari zona nyaman sendiri pun mesti ditarik dan didorong oleh teman.
maka ikutlah saya pada pendakian bukit besar teletak pada desa merapi kabupaten lahat dengan tinggi 1700 mdpl oh iya pendakian ini dilakukan oleh kelompok mahasiswa teknik elektro dan sebagian teman LAMA berjumlah 28 orang.
berangkatlah kami tepat pada jam 08.00 dengan menggunakan bis pada hari sabtu dengan waktu tempuh indralaya ke lahat sekitar 6 jam sedikit lebih lama karena kami menepi sekitar satu jam untuk makan dan sholat zuhur
lalu kami melanjutkan perjalanan setelah satu jam melewati kabupaten muara enim sampailah kami di merapi barat kami di sambut oleh patung gajah dan bukit jempol atau bukit tunjuk. setelah memasuki kedalam desa dan melewati tiga desa sebelumnya seperti desa perangai dan dua desa lainnya yang saya lupa namanya setelah itu kami sampai di titik awal pendakian.
kami awali dengan registrasi dan memastikan barang dan peralatan lainnya telah tersedia dan tidak ada yang tertinggal kami membawa 6 tenda dan 4 matras. karena saya membawa tenda dengan teman LAMA saya maka kami pergi mendahului yang lain.
bukit besar, sekali lagi dengan tinggi 1700 mdpl dengan lintasan pendakian menurut saya seperempat jalan lintasan pendakian itu jalan setapak pada seengah lintasan pendakian terdapat shelter 1 atau bisa disebut warung warga dan sisanya jalan berbatu masih landai dan setelahnya mulai menanjak dan jalan tanah dan setelahnya jalan batu bercampur tanah yang licin dan terjal
dengan basic anak dusun menurut saya ini jalan biasa tapi setelah setengah perjalanan saya mendaki nafas saya mulai tersengal dan beberapa kali sesak akan tetapi setelah saya melihat ke atas terlihat lereng bukit besar yang terlihat dilereng tersebut mengalir air dan rumput hijau berkilauan
berdesau dalam dada ini bersyukur karena bisa menikmati sekaligus bersyukur karena masih diberi tuhan nikmat tubuh yang sehat ini kembali lagi saya bersyukur karena alhamdulilah saya menyadari bahwa kesehatan yang selama ini diberikan oleh tuhan bahwa benar adanya mesti digunakan untuk bersyukur kepada ALLAH swt.
setelah meniti dan melangkahkan kaki pada lintasan menanjak dengan campuran batu dan tanah yang licin sekaligus liut.
langkah demi langkah semakin berat. semakin besar tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan langkah selanjutnya mulai terlihatlah rumput hijau yang berkilauan setelah melangkah lagi untuk yang kesekian kalinya yang jelas mengucurkan keringat yang tak ingin berhenti mengalir maka tibalah saya pada puncak bukit besar.
terduduklah lah saya pada batu besar terdiam melihat sekeliling..... masyaallah
Komentar
Posting Komentar