Langsung ke konten utama

Lampu Merah, umur 20.

Setelah ada panggilan bahwa amanzi akan tutup barulah kami bergegas ganti baju, setelah itu kami berfoto seperti kebanyakan orang tapi yah begitulah, hanya berfoto datar dan hanya jari yang ganti gaya...

Pertama kali bagi saya mencoba wahana air yang memiliki lintasan setinggi limabelas meter. saya anggap "yaelah hanya limabelas meter, meluncur pun mungkin hanya beberapa detik".
10 orang mencoba wahana air yang sama, ada yang terguling di tengah lintasan, terperosok dengan posisi yang kurang mengenakkan.

lalu tiba giliran saya akan mencoba wahana air itu, dengan memakai ban dan ditemani dengan salah satu teman, kami meluncur !

detik pertama kami mulai meluncur, masuk ke dalam lintasan perosotan air yang gelap
air yang mengalir semakin deras, semakin cepat pula kami meluncur
percepatan yang mendadak itu jelas membuat kami kaget
setelah kaget, lalu kami mendadak lemas akibat ketakutan
kami kira akan selesai sampai disitu saja,
tapi dengan lintasan yang berkelak-kelok kami meluncur dengan rasa yang sama seperti sebelumya.
tibalah kami diujung lintasan dengan kecepatan tinggi lalu kami terperosok di kolam renang dengan posisi yang kurang mengenakkan.

Kapok, hahaha benar kami tidak ingin mencobanya kembali setelah sekali meluncur.

yah kejadian setengah jam yang lalu masih terngiang di pikiran saya.
dan sekarang kami dalam perjalanan pulang ke indralaya, karena kelelahan kami sempat terpisah dan berbeda jalur jalan pulang namun kami kembali berkumpul kembali di persimpangan lampu merah musi dua.

beberapa detik kami menunggu lampu merah beralih ke lampu hijau
memang apa istimewanya lampu merah itu? dan apa spesialnya persimpangan musi dua

persimpangan lampu merah musi dua, tidak hanya sekali mempertemukan kami setelah kami berpergian ke pusat kota entah apapun urusan kami, kami bertemu disana.

dengan selang waktu lampu merah beralih ke lampu hijau, disana aku pasti akan mengingat dan mengulang apa yang terjadi sebelumnya
kemudian mengalir kemana-mana hahaha
mengulang dan kembali menanyakan  apa tujuan kuliah, apa yang mesti dilakukan selanjutnya. dan hah yang benar saja ternyata saya sudah berumur 20 tahun.....

selesai







Komentar

  1. Wkwkkw tulisan ini seperti terpotong di awal ya. Atau perasaan saya saja. Entahlah wkkw

    Serem juga euy ternyata naik seluncuran. Btw saya ga pernah ke amanzi atau water fun atau wahana sejenis. Soalnya sejak lahir saya tinggal di pinggiran sungai. Ketemu aer sejak baru netas. Waktu bocah kami berlomba lomba memanjat pohon paling tinggi di pinggiran sungai buat lompat.

    Makanya saya mikir ngapain dah bayar buat berenang wkwk. Emang saya norak kayaknya ya..

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. tidak ada hubungan dgn judul. Click bait sepertinya :D

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Saya masih inget pernah ke wahana sejenis ketika eSeMA. Keberanian saya ciut ketika memasuki lorong itu terlebih ketika menengok ke bawah. Namun karena penasaran, saya pun mencobanya. Alhasil ketagihan wkwk walau rada takut dan bahkan mejam aja nih mata saat berseluncur

    BalasHapus
  5. Dulu hobi maen perosotan di tanah liat yang dipinggir sungai. Pas masih kecil itu haha

    Asik banget rasanya, pas kita meluncur langsung terjun ke sungai. Kotor semua baju, kadang sering kena marah pas pulang ke rumah😂

    BalasHapus
  6. Main wahana air seluncuran emang asyik, tapi awalnya buat takut🤤

    BalasHapus
  7. Btw, saran dikit.. Kalo ditambah foto, mungkin akan lebih manis

    BalasHapus
  8. Saya pernah ketilang dipersimpang lampu merah Musi dua. Jadi keinget momen itu wkwk. #dwiki

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semester 5, Bukit Besar.

Bukit besar, 23 februari 2019 hari jumat kembali lagi saya dibenturkan dengan pilihan yang sama persis seperti pada watu saya masih menjadi siswa sma ketika teman saya mengajak mendaki atau pergi ke tempat wisata, selalu saya tolak. kembali lagi pada waktu hari jumat tanpa sadar saya menerima ajakan teman saya karena ia bilang kapan lagi kita akan menikmati momen bersama lagi. setelah itu saya sadar lemah sekali diri ini karena untuk menarik dari zona nyaman sendiri pun mesti ditarik dan didorong oleh teman. maka ikutlah saya pada pendakian bukit besar teletak pada desa merapi kabupaten lahat dengan tinggi 1700 mdpl oh iya pendakian ini dilakukan oleh kelompok mahasiswa teknik elektro dan sebagian teman LAMA berjumlah 28 orang. berangkatlah kami tepat pada jam 08.00  dengan  menggunakan bis pada hari sabtu dengan waktu tempuh indralaya ke lahat sekitar 6 jam sedikit lebih lama karena kami menepi sekitar satu jam untuk makan dan sholat zuhur lalu kami melanjutkan perjalanan

Berenang, umur 20, wahana, lampu merah

Rencana liburan selingan yang akhirnya terlaksana setelah sekian banyak alasan yang menghadang, mulai dari kuliah dadakan, tawar menawar nilai uts, dan sekali lagi dihadang sama kehendak alam yang turunnya dari awan mendung keluarnya keroyokan. Hujan, sambil nunggu hujan reda masih lagi di uji sama waktu yang mulai mepet kesorean, besok bae berenang biar lemak!.  Celetukan khas jeme lahat. setelah menimbang dan akhirnya tetap berangkat juga diperjalanan ke Amanzi taman bermain air, gak bawa celana pendek akhirnya minjem punya kawan lalu masuk dengan biaya Rp 50.000,00. 10 anak kuliahan  masuk ke taman air Amanzi, mimik muka 10 anak kuliahan terlihat serius menyembunyikan sifat kekanak-kanankan masing masing jaga image hehehe. Saya yang paling terakhir sekali ganti baju setelah ganti baju mereka seketika menghilang, berjalan kebingungan mencari teman yang hilang karena kalo ketinggalan moment itu gak asik, setelah puas mengitari amanzi akhirnya saya kembali ke rombongan, kami menc